Senin, 16 Maret 2015

AKU DAN PANGGILANKU MENJADI SEORANG PENGURUS GEREJA (Oleh: Herdin Lingga, S.Ag)



Pengantar
            Sungguh menjadi berkat yang melimpah khususnya umat Kristiani yang terpilih menjadi putra-putri Allah di dalam Yesus Kristus. Keterpilihan kita sebagai umat Kristiani, anggota Gereja Kristiani sebagai suatu rahmat sekaligus tugas. Menjadi rahmat karena berkat wahyu Allah dan dengan Iman kita menjadi orang-orang pilihan Allah di dalam Yesus Kristus. Menjadi tugas karena Rahmat yang kita terima membawa konsekuensi tugas panggilan dan perutusan untuk mewartakan kerajaan Allah (bdk. Matius 10: 1-7). 



1.     AKU DI PANGGIL DAN DI UTUS
            Kisah Yesus memanggil dan mengutus para Murid-Nya perlu di baca dan direnungkan dalam konteksnya. Dalam bagian sebelumnya, Tuhan Yesus mengajar murid-murid-Nya untuk berdoa untuk, meminta pekerja untuk tuaian yang banyak dan siap di tuai (Mat 9: 37-38), untuk meminta kepada Bapa di surga agar ada utusan-utusan yang dapat dikirim untuk mengabarkan injil. Jawaban doa ini sangat cepat dikirim “Akulah (kita) pekerja-pekerja itu”. Ketika kita berdoa dan menangisi situasi dunia ini (kepengurusan stasi kita, paroki kita), perlunya pelayanan dan pewartaaan di Gereja kita sesungguhnya kitalah yang harus siap dipanggil dan diutus Tuhan.

2.     AKU BELUM SIAP MENJAWAB PANGGILAN-MU: PENOLAKAN
Apa yang bisa aku buat Tuhan? Aku ini masih muda, Aku ini sibuk, Aku tida punya waktu, Aku sudah tua…kerap kali pertanyaan dan keluhan ini muncul disaat kita dipanggil Tuhan menjadi pengurus Gereja. Rasa takut dan rasa tidak mampu ini sering membayang-bayangi kita. Wajar saja persaan yang demikian muncul dalam diri kita karena panggilan Tuhan ini adalah suatu “menakutkan”. ”Menakutkan” karena menyangkut keselamatan banyak orang (umat Allah).
            Yeremia juga megalami sebagaimana yang kita alami ketika ia dipanggil Tuhan untuk menjadi Nabi kepada Bangsa-bangsa. Katanya “Ah, Tuhan ALLAH! Sesungguhnya aku tidak pandai berbicara, sebab aku ini masih muda." Tetapi apa kata Tuhan "Janganlah katakan: Aku ini masih muda, tetapi kepada siapa pun engkau Kuutus, haruslah engkau pergi, dan apa pun yang Kuperintahkan kepadamu, haruslah kausampaikan” (Yeremian 1: 7-8).  

3.     AKU DIPANGGIL UNTUK BERBUAT APA?
            Allah yang memilih Aku (kita) Aku tidak punya daya untuk menolak panggilan-Nya sebab aku adalah milik-Nya dan Dia adalah Bapaku. Aku harus terima panggilan Tuhan. Pertanyaan yang muncul kemudian ketika kita menerima panggilan Tuhan “Apa yang bisa aku perbuat? Ibarat Pistol yang telah siap dibidikkan mulai dipikirkan kemana harus disasarkan.
            Allah memanggil kita menjadi pengurus Gereja bukan karena kurang pekerjaan tetapi sebaliknya karena banyaknya pekerjaan yang akan Ia beri kepada kita.
            Mari kita lihat lebih dalam tentang sifat-sifat misi para Rasul  yang tertera dalam Injil Matius 10: 5-15; pertama-tama, misi kerasulan mereka bersifat sama dengan yang diwartakan oleh Yesus Kristus “Bertobatlah! Sebab kerajaan Allah Sudah dekat” dan untuk menyertai misi mereka, kepada mereka diberi kuasa untuk melakukan segala mukjizat, otoritas yang sama yang Tuhan Yesus miliki dan kerjakan juga. Mandat yang mereka terima adalah mewartakan bahwa kerajaan Allah sudah dekat, dan pekerjaan mukjizat yang mereka lakukan untuk menunjukkan kekuatan yang dimiliki oleh kerajaan itu ialah kekuatan untuk menyembuhkan, mengusir setan dan bahkan membangkitkan orang mati.
            Lebih lanjut lagi tugas panggilan dan perutusan itu dapat kita lihat juga dalam perikop Injil Lukas 4: 16-19. Disana digariskan dengan rinci tugas Kristen; menyampaikan kabar baik kepada orang-orang miskin, memberitakan pembebasan kepada orang-orang tawanan, memberi penglihatan kepada orang buta, membebaskan orang tertindas dan memberitakan tahun rahmat Tuhan telah datang.  
            Tugas-tugas, misi dan mandat perutusan Yesus Kristus ini jugalah yang mejadi dasar perutusan sebagai pengurus Gereja. Tidak ada kata “apa yang harus saya lakukan?”.

4.  PENGURUS GEREJA DI PANGGIL MELAKSANAKAN TUGAS KRISTUS DI ZAMAN INI
Pertanyaan ketiga muncul juga dalam kita; Bagaimana Aku (pengurus gereja) mewartakan kerajaan Allah? Aku sama sekali tidak bisa menyebuhkan orang sakit, orang buta, apalagi membangkitkan orang mati! Jawabnya: Karena Allah yang memilih dan mengutus kita maka kita juga mampu untuk melaksanakan tugas perutusan-Nya. “… Jangan takut Aku menyertai Engakau sekarang dan selama-lamanya” (Mat 28: 19). 
Maka sebagai pengurus Gereja pantas kita renungkan pertanyaan ini “bagaimana Aku sebagai pengurus Gereja melaksanakan tugas perutusan Kristus di zaman ini?” tentu menyakut tugas dan sikap.   

5.  TUGAS DAN SIKAP PENGURUS MELAKSANAKAN TUGAS KRISTUS DI ZAMAN INI?

a.      Tugas Mewartakan Kerajaan Allah    
Seorang Pengurus Gereja sebagai pewarta yang diutus oleh Yesus, Sang Guru Ilahi, zaman ini diwujudnyatakan;
-          Ketika dia berbicara tentang kepercayaan kepada Allah, tentang kasih persaudaraan, kesetiakawanan, dan perdamaian di tengah dunia yang penuh kebencian dan permusuhan ini.
-          Ketika Pengurus Gereja itu memberi kesaksian tentang keadilan dan kejujuran di tengah dunia yang penuh manipulasi dan rekayasa kotor, serta kebohongan dan kesewenang-wenangan.
-          Ketika seorang Pengurus Gereja menyembuhkan orang-orang buta: buta aksara, buta pengetahuan, buta hati, buta rasa, buta akan kebenaran, dsb.
-          Ketika Pengurus Gereja  menyembuhkan orang-orang tuli: tuli akan firman Tuhan, tuli terhadap seruan dan jeritan penderitaan orang lain, dsb.
-          Ketika Pengurus Gereja menyembuhkan orang-orang lumpuh: dilumpuhkan oleh kebiasaan buruk, dibelenggu oleh nafsu serakah dan ketagihan yang sulit diatasi, lumpuh karena kebodohan, lumpuh karena keputusasaan, dsb.
-          Ketika seorang Pengurus Gereja membangkitkan orang mati: mati rasa, mati hati-nurani, mati semangat hidup, dsb.

Dengan upaya itu, seorang Pengurus Gereja bukan hanya berbicara tentang iman tetapi juga mewujudkan iman dengan kesaksian hidupnya.

b.     Sikap Pengurus Dalam Melaksanakan Tugas Kristus Zaman Ini

·         Sederhana
Dalam tugas perutusan para murid-Nya, Yesus berpesan agar para murid tidak membawa apa-apa dalam perjalanan kecuali tongkat dan sepasang sandal. Membawa harta-benda bisa menjadi beban dalam tugas pewartaan. Hal ini menandaskan juga bahwa seorang Pengurus Gereja yang sederhana, tidak terlalu diberati oleh berbagai hal yang tidak perlu.
Kadang-kadang kita tergoda untuk menggunakan fasilitas yang justru tidak fungsional dan menolong untuk pewartaan kita. Kesederhanaan membuat kita dekat dengan umat yang kita layani. Sebaliknya kemewahan dapat menjadi skandal dalam tugas pewartaan kita.

·         Kebersamaan
Yesus sendiri, mungkin bukan kebetulan, mengutus murid-murid-Nya berdua-dua, agar mereka menghayati semangat kebersamaan, (kolegialitas).

Pelaksanaan tugas kita sebagai Pengurus Gereja kiranya bukan demi kepentingan kita sendiri, tetapi kepentingan banyak orang. Aspek ini menuntut seorang Pengurus Gereja untuk terbuka bekerjasama degan orang lain. Semangat kebersamaan (kolegialitas) sebagai Pengurus dapat memacu semangat kita, memberdayakan dan memudahkan kita mencapai tujuan bersama.

Penutup  
Menjadi seorang Kristiani sudah cukup berat dan penuh tantangan. Seorang Pengurus Gereja Katolik pastilah memiliki tantangan yang lebih berat lagi.  
Namun kesadaran kita sebagai Pengurus Gereja yang dipanggil dan diutus sebagai pewarta, meng-hayati kesederhanaan serta kebersamaan dalam tugas, mendorong kita untuk selalu membuat yang terbaik bagi kemuliaan Tuhan dan kebahagiaan sesama. Tantangan dan kesulitan akan merupa-kan salib, rahmat yang membahagiakan.
            Kalau kita semakin menyadari ini, kita akan sampai kepada keyakinan iman bahwa Tuhan sendirilah yang memanggil dan mengutus kita di mana kita sekarang berbakti, apa pun situasi dan keadaannya. Dan Dia sendiri ada di sana bersama kita dan umat kesayangan-Nya.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar